Romadhon lalu, karena masih banyak hal yang harus diurusi di Cottbus, akhirnya suamiku harus bolek-balik Magdeburg-Cottbus meski sebenarnya ingin Romadhon bisa full di Magdeburg menemaniku. Memang disertasinya belum kelar, dan masih banyak yang harus dikerjakan, tapi kami ingin Romadhon lalu bisa kami nikmati seperti Romadhon di tanah air.
Karena di Cottbus sudah tidak punya tempat sendiri, biasanya dia menginap di rumah salah seorang teman masjidnya, entah teman yang dari Cina, dari Ghana ataupun yang dari Malaysia. Alhamdulillah teman-teman masjid suamiku sangat baik dan perhatian. Bahkan ada diantara mereka yang bilang :"Suhendra, pokoknya kalau kamu di Cottbus, kamu bisa menginap di rumah saya selama kamu mau". Sedangkan teman yang dari Ghana lain lagi, saat suamiku ikut membeli barang-barang konsumsi harian untuk bersama, dia merasa tidak suka :"Suhendra, kamu nggak perlu beli-beli seperti ini. Kamu adalah tamu saya, dan saya yang harus menjamu kamu".
Nah pada akhir Romadhon, suamiku pun harus berada di Cottbus. Namun kali ini dia tidak menginap di rumah teman-temannya. Dia bermalam di Masjid sekalian itikaf. Buka puasa selalu bersama di masjid dengan teman-teman yang lain. Sahur terkadang beberapa orang teman datang ke masjid untuk makan sahur bersama dan sholat shubuh berjamaah.
Sepertinya itikaf Romadhon lalu lebih banyak dari Romadhon sebelumnya. Walaupun mungkin alasan yang paling fundamen adalah tidak punya kamar lagi di Cottbus, tapi paling tidak membuat semangat itikafnya di Masjid semakin besar.
(ditulis pd 14.03.2006)
Dienstag, 26. Februar 2008
Keseharian kami.....
Alhamdulillah...selalu itu yang harusnya keluar dari lisan kami,saat mengawali keseharian kami.
Hari-hari yang ingin kami hiasi dengan berbagai aktivitas.
Sholat shubuh,doa pagi,siap-siap,sarapan pagi dengan roti atau Nuddle atau nasi ditemani secangkir minuman hangat. Alhamdulillah.
Suamiku berangkat ke kantor dengan kalimat pesan yang menjadi ritual pagi kami, dan beberapa pengingat "tiket,kunci dan dompet",karena tiga hal tadi adalah sangat urgent untuk bisa sampai ke tempat kerja.
Aku pun menyibukkan diri, rapi-rapi tempat tidur,dapur,ruang tengah dan siap-siap aktivitas yang lain. Mengajar Iqro lewat yahoo kah, atau ke masjid kah, atau siap-siap membuka buku dan CD yang harus saya kuasai, atau ...dan lain-lain.
Itu adalah keseharian pagi dan siang kami.
Sore menjelang malam, saat kami berkumpul kembali, aktivitas pun berbeda dengan pagi dan siang.
Makan malam bersama,dengan berbagai macam cerita yang kami alami pada hari itu, tentang apa yang akan kami kerjakan besok,lusa atau sesudah lusa dst. Selesai sholat isya berjamaah,doa bersama, kadang ada yang setor hafalan alquran, atau kita duduk bersama didepan komputer untuk melihat email-email,youtube untuk mendengar nasyid atau melihat liputan sepakbola atau berita-berita aktual tanah air atau internasional. Diskusi,canda dan obrolan ringan adalah aktivitas malam kami.
Setelah kami rasa cukup, maka istirahat adalah aktivitas selanjutnya, dan sebelumnya biasanya massage adalah aktivitas kami, yang pegal-pegal karena seharian aktivitas, kami relaxkan dengan massage, agar istirahat bisa dengan optimal.
Yah begitulah keseharian kami.
Tidak selalu sama tiap harinya,karena acara olahraga,aktivitas di masjid pun bervariasi,aktivitas bermasyarakat pun bervariasi,aktivitas berorganisasi pun juga bervariasi.
Alhamdulillah...itu pula kalimat yang senantiasa keluar dari lisan kami atas kemudahan-kemudahan yang Alloh berikan untuk kami dalam menjalankan tugas dan amanah kami.
Hari-hari yang ingin kami hiasi dengan berbagai aktivitas.
Sholat shubuh,doa pagi,siap-siap,sarapan pagi dengan roti atau Nuddle atau nasi ditemani secangkir minuman hangat. Alhamdulillah.
Suamiku berangkat ke kantor dengan kalimat pesan yang menjadi ritual pagi kami, dan beberapa pengingat "tiket,kunci dan dompet",karena tiga hal tadi adalah sangat urgent untuk bisa sampai ke tempat kerja.
Aku pun menyibukkan diri, rapi-rapi tempat tidur,dapur,ruang tengah dan siap-siap aktivitas yang lain. Mengajar Iqro lewat yahoo kah, atau ke masjid kah, atau siap-siap membuka buku dan CD yang harus saya kuasai, atau ...dan lain-lain.
Itu adalah keseharian pagi dan siang kami.
Sore menjelang malam, saat kami berkumpul kembali, aktivitas pun berbeda dengan pagi dan siang.
Makan malam bersama,dengan berbagai macam cerita yang kami alami pada hari itu, tentang apa yang akan kami kerjakan besok,lusa atau sesudah lusa dst. Selesai sholat isya berjamaah,doa bersama, kadang ada yang setor hafalan alquran, atau kita duduk bersama didepan komputer untuk melihat email-email,youtube untuk mendengar nasyid atau melihat liputan sepakbola atau berita-berita aktual tanah air atau internasional. Diskusi,canda dan obrolan ringan adalah aktivitas malam kami.
Setelah kami rasa cukup, maka istirahat adalah aktivitas selanjutnya, dan sebelumnya biasanya massage adalah aktivitas kami, yang pegal-pegal karena seharian aktivitas, kami relaxkan dengan massage, agar istirahat bisa dengan optimal.
Yah begitulah keseharian kami.
Tidak selalu sama tiap harinya,karena acara olahraga,aktivitas di masjid pun bervariasi,aktivitas bermasyarakat pun bervariasi,aktivitas berorganisasi pun juga bervariasi.
Alhamdulillah...itu pula kalimat yang senantiasa keluar dari lisan kami atas kemudahan-kemudahan yang Alloh berikan untuk kami dalam menjalankan tugas dan amanah kami.
Belajar ya...
kalimat itu menjadi kalimat yang akrab ditelingaku belakangan ini.
Kalimat itu selalu keluar dari lisan suamiku manakala dia hendak berangkat bekerja.
"Hari ini belajar ya!".
Sebuah kalimat amanah. Dan kalimat itu pula yang membuatku kembali bersemangat manakala kelesuan sedang menghinggap,atau konsentrasi yang datng dan pergi.
Amanah itu pula yang memberiku tenaga untuk membuka buku-buku didepan mata dan mencermati kalimat-kalimatnya.
Ya Alloh...tambahkanlah untukku 'ilmu dan berikanlah kemudahan untukku untuk memahaminya.
Agar aku bisa melaksanakan amanah tersebut. Amin.
Kalimat itu selalu keluar dari lisan suamiku manakala dia hendak berangkat bekerja.
"Hari ini belajar ya!".
Sebuah kalimat amanah. Dan kalimat itu pula yang membuatku kembali bersemangat manakala kelesuan sedang menghinggap,atau konsentrasi yang datng dan pergi.
Amanah itu pula yang memberiku tenaga untuk membuka buku-buku didepan mata dan mencermati kalimat-kalimatnya.
Ya Alloh...tambahkanlah untukku 'ilmu dan berikanlah kemudahan untukku untuk memahaminya.
Agar aku bisa melaksanakan amanah tersebut. Amin.
Parfum untuk suamiku...
Masih ingat hadiah dari suamiku untukku?
Aku jadi berfikir keras untuk memberi hadiah pula buat suamiku. Tapi apa ya...?
Yang berguna, yang diperlukan,yang romantis ,dan tentu saja yang bisa terbeli.
Oh iya...parfum suamiku udah hampir habis. Hadiah parfum juga romantis.
Akhirnya ku pergi menuju DM dan kucari dia yang pas buat suamiku.
Coba sana sini, semprot tester-testernya, sampai menghabiskan beberapa kertas tester,akhirnya kutemukan juga yang pas. Lembut baunya dan aku suka.
Alhamdulillah...dapat juga akhirnya.
Namun sayang,di DM tidak ada fasilitas buat bungkus membungkus,tidak seperti di Rossmann.
Ah tak mengapa, di rumah ada kertas pembungkus.
Setelah ku bungkus rapi dan berhias pita merah garis-garis kecil, ku serahkan hadiah kecil itu pada suamiku.
"Ini hadiah buat Abang",kataku.
"Wah..alhamdulillah..apa ini. Jazakillah khoir", sambut suamiku.
"Parfum ya De? wah..makasih De".
Suamiku mencobanya...hemmm...wangi.....lembut.
Aku jadi berfikir keras untuk memberi hadiah pula buat suamiku. Tapi apa ya...?
Yang berguna, yang diperlukan,yang romantis ,dan tentu saja yang bisa terbeli.
Oh iya...parfum suamiku udah hampir habis. Hadiah parfum juga romantis.
Akhirnya ku pergi menuju DM dan kucari dia yang pas buat suamiku.
Coba sana sini, semprot tester-testernya, sampai menghabiskan beberapa kertas tester,akhirnya kutemukan juga yang pas. Lembut baunya dan aku suka.
Alhamdulillah...dapat juga akhirnya.
Namun sayang,di DM tidak ada fasilitas buat bungkus membungkus,tidak seperti di Rossmann.
Ah tak mengapa, di rumah ada kertas pembungkus.
Setelah ku bungkus rapi dan berhias pita merah garis-garis kecil, ku serahkan hadiah kecil itu pada suamiku.
"Ini hadiah buat Abang",kataku.
"Wah..alhamdulillah..apa ini. Jazakillah khoir", sambut suamiku.
"Parfum ya De? wah..makasih De".
Suamiku mencobanya...hemmm...wangi.....lembut.
Hadiah itu...
Malam itu,seperti jam-jam biasa, adalah jam kepulangan suamiku.
Dan seperti biasa pula,kusambut ia di depan pintu yang menghubungkan ruang tengah dengan lorong kecil didepan pintu.
Kulihat ada yang tidak biasa. Apa ya...?
Oh iya,ternyata suamiku membawa sebuah tas belanjaan besar. Apa ya...? Penasaran.
"Apa tuh Bang?",tanyaku
"Hadiah buat de Yuni",jawab suamiku sambil menyerahkan bungkusan itu buatku. "Biar tambah semangat belajar",sambungnya.
"Alhamdulillah.Terimakasih Abang",sambil tak lupa kuberi hadiah kecil dipipinya.
Penasaran yang semakin membesar dan suka yang terasa,menambah semangat untuk secepatnya membuka bungkusan tersebut.
Plastik luarnya dari Media Markt, isinya....Subhanalloh...ternyata sebuah alat bantu yang sangat kuinginkan karena yang lama sudah sulit untuk digunakan.
Ya sebuah Laptop.
Alhamdulillah,terimakasih suamiku.
Dia begitu peduli akan keinginanku ,dan begitu paham bahwa alat tersebut akan sangat membantuku mempersiapkan ujianku.
Tentu saja aku tidak hanya mensyukuri materi dari hadiah tersebut, tapi juga kusyukuri nikmat kasih sayang dari Alloh yang diberikan buat kami,sehingga kami bisa berkasih sayang dengan Cinta-Nya.
Ya Alloh, terimakasih atas semuanya.
Kau beri aku suami yang penuh kasih dan sayang,juga perhatian.
Jagalah cinta dan sayang diantara kami ya Alloh.
Karena Engkau yang Maha Cinta dan Sayang.
Hadiah itu, hanya sebagian kecil dari bagian-bagian nikmatMu yang lain.
Hadiah itu, bukan segala-galanya.
Namun maknanya akan aku ingat dan kusyukuri senantiasa.
Terimakasih Alloh.
terimakasih suamiku.
Dan seperti biasa pula,kusambut ia di depan pintu yang menghubungkan ruang tengah dengan lorong kecil didepan pintu.
Kulihat ada yang tidak biasa. Apa ya...?
Oh iya,ternyata suamiku membawa sebuah tas belanjaan besar. Apa ya...? Penasaran.
"Apa tuh Bang?",tanyaku
"Hadiah buat de Yuni",jawab suamiku sambil menyerahkan bungkusan itu buatku. "Biar tambah semangat belajar",sambungnya.
"Alhamdulillah.Terimakasih Abang",sambil tak lupa kuberi hadiah kecil dipipinya.
Penasaran yang semakin membesar dan suka yang terasa,menambah semangat untuk secepatnya membuka bungkusan tersebut.
Plastik luarnya dari Media Markt, isinya....Subhanalloh...ternyata sebuah alat bantu yang sangat kuinginkan karena yang lama sudah sulit untuk digunakan.
Ya sebuah Laptop.
Alhamdulillah,terimakasih suamiku.
Dia begitu peduli akan keinginanku ,dan begitu paham bahwa alat tersebut akan sangat membantuku mempersiapkan ujianku.
Tentu saja aku tidak hanya mensyukuri materi dari hadiah tersebut, tapi juga kusyukuri nikmat kasih sayang dari Alloh yang diberikan buat kami,sehingga kami bisa berkasih sayang dengan Cinta-Nya.
Ya Alloh, terimakasih atas semuanya.
Kau beri aku suami yang penuh kasih dan sayang,juga perhatian.
Jagalah cinta dan sayang diantara kami ya Alloh.
Karena Engkau yang Maha Cinta dan Sayang.
Hadiah itu, hanya sebagian kecil dari bagian-bagian nikmatMu yang lain.
Hadiah itu, bukan segala-galanya.
Namun maknanya akan aku ingat dan kusyukuri senantiasa.
Terimakasih Alloh.
terimakasih suamiku.
Abonnieren
Posts (Atom)