Aku hanyalah manusia biasa, dilahirkan dari orangtua yang juga biasa. Namun ada yang luarbiasa yang bisa kutemukan sepanjang perjalanan hidupku selama ini.
Yang kurasakan keluarbiasaan itu adalah karunia dari yang Maha.
Dari 9 bersaudara,ditengah keluarga yang boleh dikatakan sangat sederhana, aku dibesarkan. Keduaorangtuaku adalah guru SD, dan kemudian menjadi kepala SD sampai pensiun.
Mungkin bisa dibayangkan, berapa dan bagaimana kami bisa hidup dengan penghasilan guru SD yang membiayai 9 orang anak? Itulah keluarbiasaan yang diberikan Dia yang Maha.
Setamat SD, dengan predikat terbaik, Alhamdulillah aku bisa meneruskan disalah satu SMP negeri favorit di kecamatanku. Pun ku lalui masa SMP ku dengan prestasi karunia-Nya. Kembali aku berhasil menamatkan studi lanjutanku ini dengan predikat terbaik.Alhamdulillah.
Dan akhirnya menghantarkanku ke SMA favorit juga di kabupatenku...dan kembali Alloh masih memberikan kemudahan padaku, walau bukan yang terbaik se SMA , di kelas aku masih menjadi yang terbaik...dan akupun masuk ke universitas negeri di Ibukota propinsi tanpa test, alias PPSB. Ku arungi masa kuliahku di fakultas yang menjadi rebutan banyak orang, fakultas kedokteran. Alhamdulillah.
Di sini pula aku mendapatkan kemudahan dari-Nya untuk mengenakana pakaian muslimah yang Ia wajibkan, walaupun sejak SMA sudah pernah kuutarakan pada kedua oarngtuaku,bahwa aku ingin mengenakanannya, namun pada saat itu mereka belum berkenan.
Kegiatan dan aktivitas di kampusku aku coba ikuti, terutama yang bernuansa keislaman,sangat aku senangi.Aku sangat menikmati hari-hariku yang kulalui dengan kesibukan kuliah, taklim, TPA dan kegiatan masjid Asy-syifa, satu-satunya masjid di kompleks Rumahsakit dan kompleks kampus kedokteran. MAsjid itu adalah tempat saya dan teman-teman berlatih organisasi, menambah keislaman dan tempat saya menimba ilmu dakwah. Alhamdulillah.
Ada satu hal yang paling saya ingat dalam perjuangan dibangku kuliah, bukan perjuangan berkutat dengan buku,diktat,praktikum dan ujian, tetapi perjuangan memperjuangkan agar kami muslimah bisa mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan islam di ruang operasi. Subhanalloh, kami kumpulkan uang dan kemudian dibelikan kain sampai menjadi baju yang kami idamkan. Semuanya tentu saja tidak berjalan selancar yang kami harapkan. Rintangan datang dari beberapa arah. Namun alhamdulillah...sampai selesai saya praktikum di RS, saya bisa merasakan buah perjuangan tersebut.
Sebelum mendapatkan ijasah dokter, saya sudah mendapatkan pengalaman langsung menangani pasien di balaipengobatan yang didirikan oleh teman2x. Dan ketika ijasah ditangan, langsung aku bisa mempraktekkan ilmuku didunia kerja. Akupun bisa sedikit membantu adikku yang saat itu juga kuliah di semarang.
Tak berapa lama kemudian, saya mendapatkan kesempatan untuk PTT, disuatu tempat yang masih asing bagi saya. Saat itu terusterang saja, saya agak khawatir karena daerah dimana saya harus PTT terkenal daerah merah. Ternyata Alloh mendengar kekhawatiran saya. Sepulang saya dari pratugas, saya mendapat kabar bahwa ada seseorang yang istimewa yang ingin menjadikan saya sebagai pendampingnya. Sebuah kabar yang cukup menyenangkan. Dan setelah istikhorohku mantap dan keluarga saya dan keluarga beliau pun setuju, maka kurang lebih 2 bulan dari kabar tersebut, berlangsunglah sebuah akad yang tidak bisa terlupakan. Alhamdulillah...ternyata saya mendapatkan seorang suami yang begitu istimewa.
Tahun ketiga pernikahanku, aku dengan maksud menemani, pergilah aku ke sebuah negeri yang cukup jauh dari kampung halaman, negeri dimana suamiku mendapatkan beasiswa S2 dan S3nya. Dan negeri dimana akhirnya saya pun bisa menambah pengetahuanku dibidang kedokteran. Yah..walaupun lulusnya nanti aku mendapatkan gelar yang sama dengan gelar ku dulu, tapi paling tidak ada sedikit kebahagiaan bahwa aku bisa menyandingkan 2 gelar yang sama dari 2 negara yang berbeda. Insyaalloh.
Donnerstag, 31. Mai 2007
Abonnieren
Kommentare zum Post (Atom)
Keine Kommentare:
Kommentar veröffentlichen